Selasa, 25 November 2014

Hubungan Sosial Dalam Lingkungan Kampus Secara Umum

Hubungan sosial dilingkungan kampus secara umum masih tergolong dalam hubungan sosial berkelompok atau yang biasa disebut sebagai rasizme . kenapa disebut rasizme ? karena lingkungan kampus tempat saya menuntut ilmu itu masih tergolong berkelompok , atau bahkan satu sama lain jurusan saja jarang ada yang mengenalnya kecuali dia pintar ataupun catik ataupun ganteng . hubungan sosial yang sulit dijelaskan namun saya mencoba untuk mejalaskan kenapa lingkungan kampus saya begini , dari segi pendidikan atau pengajaran sama saja tidak ada yang dibedakan namun dari segi pertemananlah yang banyak sekali membeda-bedakan satu sama lainnya . contoh : dikampus banyak sekali orang yangbawa mobil atau bahkan dia orang kaya tetapi rasa peduli mereka sangat rendah karena disetiap mereka jalan dengan mobil dan mereka bertemu dengan temannya dia jarang sekali menegur atau bahkan senyum , bisa dibilangsih pertemanan hanya terjadi dikelas itupun saat jam mata kuliah saja , sesudah itu sendiri-sendiri individu. Terkecuali mereka memang menjadi sahabat dekat atau bahkan sudah mengenal satu sama lain sebelum kuliah disitu. Tidak bisa dibilang berkelompok juga sih tapi memang kenyataannya seperti itu . bahkan tidak banyak dari mereka yang selalu membeda-bedakan jurusan atupun dari segi pengajarannya  tetapi kita semua disitu bersaudara namun bukan dalam konteks bersaudara yang sangat dekat tetapi saudara yang sama-sama menuntut ilmu disana , belajar disana, ataubahkan mencari kebahagiaan disana . tiodak banyak juga disana yang membeda-bedakan soal penampilan ataupun paras wajahnya  seperti contoh setiap ada perempuan  yang cantik / lelaki yang ganteng selalu ada yang menyapa tetapi disaat ada orang yang biasa saja lewat malah mereka bicarakan kejelakannya walaupun mereka tak mengenal kita atau bahkan baru melihat / bertemu dengan kita . hamper semua mahasiswa selalu menilai orang lain dari penampilan dan wajanya semata , dan jarang sekali ada yang menilai oranglain dari hatinya ataupun perbuatannya . mungkin memang begitu dunia kampus , dan mungkin saja bukan kampus saya saja tetapi kampus lain juga sama ada dan pasti ada orang-orang seperti itu . tidak ada yang benar-benar mengenal atau bahkan menjadi teman dekat dilingkungan kampus, kebanyakan dari mereka hanya memanfaatkan kemampuan temannya ataubahkan berani membayar temannya hanya sebagai pembantu dia dalam mengerjakan tugas. Mungkin memang lingkungan kampus berbeda dengan lingkungan yang saya jalanin sebelumnya seperti lingkungan ekolah , tetapi saya yakin disekian banyak orang yang memandang saya dengan sebelah mata ada satu orang yang benar-benar mengenal saya dan tau sikap ataupun sifat saya . terimakasih J

Hubungan Sosial Dalam Kelas

Hubungan sosial yang terjadi dikelas saya menurut saya masih seperti berkelompok karena setiap orang ada yang masih bermain dengan temannya dahulu saja tetapi ada juga yang bermain bersama dan tidak memandang beda kelas dahulu. Contoh saja seperti temen saya satu orang , dia selalu membeda-bedakan status sosial, kepintarannya, dan selalu ingin bergaul dengan teman yang menurutnya setara saja, lalu apabila kalau pertemanan terjadi dan beda status sosial ataupun lebih bodoh daripada dia, dia akan memanfaatkan orang itu seperti , dia selalu menyuruh orang itu melakukan hal yang dia suruh, ataupun menganggapnya hanya sebagai teman tetapi yang bisa dimanfaatkan . dan paling buruknya dia hanya berteman sewaktu keadaannya sedang sedih  dan apabila sedihnya sudah hilang dia mencari teman lain lagi untuk diajak bersenang-senang tanpa memikirkan temannya yang selalu ada buat dia sewaktu dia sedih . cukup kecewa dengan sikapnya , tetapi saya tidak ingin ikut campur dengan hal-hal seperti itu. Saya hanya pengamat yang mengamati perilaku teman saya dan saya hanya penilai baik buruk teman saya kepada saya . hubungan sosial yang seperti itulah yang dapat merusak suatu persahabatan dengan egonya sendiri. Tetapi ada teman saya yang easy going , dia berteman dengan siapa saja tanpa membedakan satu sama lainnya . ketika suatu saat dia kecewakan oleh temannya di tidak pernah marah dengan temannya itu, dia hanya terseyum walau hatinya sangat dikecewakan . susah memang jaman sekarang mencari teman yang benar-benar ingin berteman dengan kita bahkan satu banding seribu kalaupun ada, tetapi saya yakin selalu ada orang yang saying pada kita tetapi dia tidak menunjukan sikapnya itu . Saya memaklumkan hal itu karena saya juga mengalaminya dahulu sewaktu saya tingkat 1.  Tetapi saya yakin lama kelamaan pertemanan yang kelompok itu bisa menjadi sahabat kita sampai nanti lulus bareng . pertemanan yang benar-benar tulus dapat kita ketahui sewaktu kita lagi dalam keadaan kesusahan  dimana tidak ada orang  yang ingin membantu kita tetapi ada satu orang yang ada disaat kita sedih . dia rela berbagi kesedihan dengan kita , dia tidak pernah mengeluh ataupun protes dengan sikap kita yang dia tidak suka , dia terima lapang dada, dia sabar, dia baik, yang paling penting dia selalu adadisaat kita membutuhkannya . itu yang namanya sahabat , pertemanan tanpa mengenal status sosial, tanpa membeda-bedakan kita. Intinya hubungan sosial yang ada didalam kelasku masih terasa banyak perbedaan , banyak kelompokan , ataubahkan masih ada yang rasiz . tetapi aku yakin seiring berjalannya waktu itu semua akan hilang dan kita menjadi satu kesatuan yang saling peduli satu sama lainnya . terimakasih J

Senin, 17 November 2014

Fungsi Agama Dan Contoh Konflik Agama Dalam Masyarakat

Agama merupakan pedoman setiap umat manusia. setiap agama pasti mengajarkan untuk berbuat baik. Agama juga menuntun hidup manusia secara individu maupun bermasyarakat. Kali ini saya akan menjelaskan fungsi-fungsi agama dalam masyarakat menurut Prof. Dr. H. Jalaluddin dalam bukunya Psikologi Agama.

  1. Fungsi Edukatif. Fungsi yang pertama ini adalah fungsi secara dasar-dasar hukum agama yang menyuruh/mengajak para pemeluknya untuk berbuat baik dan melarang untuk berbuat hal-hal buruk. Sehingga para pemeluknya merasa takut untuk berbuat dosa. Dan akan terbiasa dengan perilaku baik dan meninggalkan perilaku buruk
  2. Fungsi Penyelamat. Fungsi ini adalah fungsi perspektif masing-masing agama. Setiap agama menjamin bahwa pemeluknya akan masuk surga bila melakukan perbuatan baik dan mengikuti seluruh ajaran agama tersebut. Maka setiap pemeluk agama pasti nya mendambakan surga dan berlomba-lomba untuk berbuat baik
  3. Fungsi Perdamaian. Fungsi ini memberikan kedamaian pada orang yang bersalah ataupun berdosa. Setiap individu ataupun kelompok pasti pernah melakukan dosa. Maka mereka akan mencapai kedamaian batin melalui bertaubat dan mengubah cara hidup mereka. 
  4. Fungsi Kontrol Sosial. Fungsi ini membentuk penganutnya makin memperhatikan masalah-masalah sosial seperti, kemiskinan, ketidak adilan, kemaksiatan, dll. kepekaan ini juga yang mendorong kita tidak bisa melihat hal-hal diatas dan membiarkannya begitu saja.
  5. Fungsi Pembaharuan. Fungsi ini dapat merubah kehidupan pribadi ataupun kelompok menjadi kehidupan baru yang lebih baik. Agama terus-menerus dapat mempengaruhi perubahan nilai dan moral bagi kehidupan masyarakat dan bernegara.
Dilihat dari fungsi-fungsi diatas, agama selalu memberikan fungsi positif kepada para pemeluknya dalam kehidupan bermasyarakat. Kecuali adanya provokasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk memecah belah kehidupan sosial masyarakatnya.
Contoh Konflik Antar Agama :
Yang kelima adalah Kasus Poso merupakan potret buram hubungan Islam dan Kristen di Indonesia. Persaingan antara pemeluk Islam dan Kristen sebenarnya telah ada semenjak era kolonial, tetapi baru pada Era Reformasi persaingan tersebut berubah menjadi konflik berdarah. Kebijakan untuk menghindari isu SARA di Era Orde Baru ternyata berbuah ledakan konflik setelah tumbangnya kekuasaan Orde Baru.
    Konflik Poso umumnya dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama berlangsung pada tanggal 25-30 Desember 1998 dipicu oleh penyerangan terhadap Ridwan (21 tahun) yang sedang tidur-tiduran di masjid oleh tiga pemuda Kristen yang sedang mabuk. Peristiw atersebut kemudian disusul dengan penyerangan oleh massa Herman Parimo ke sejumlah rumah milik warga muslim. Peristiwa tersebut diakhiri dengan ditangkapnya Herman Primo yang diadili pada awal Januari 1999.
    Konflik Poso fase kedua terjadi pada 15-21 April 2002. Konflik jilid kedua dipicu oleh perkelahian antara pemuda Kristen dan pemuda Islam. Peristiwa tersebut disusul dengan perusakan dan pembakaran rumah, kios, serta bangunan sekolah milik warga Kristen dan mengakibatkan pengungsian kalangan Kristen.
    Konflik Poso Fase ketiga terjadi pada 23 Mei-10 Juni 2001. kerusuhan tersebut dimulai dengan kehadiran pasukan ninja pimpinan Fabianus Tibo. Pada pertengahan Mei mulai terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok Tibo. Puncaknya adalh pembunuhan sekitar 200 santri di Pesantren Walisongo.
    Konflik Poso mengakibatkan 504 orang meninggal, 313 orang terluka, dan sebanyak 7022 rumah terbakar, 1378 rumah rusak berat dan 690 rumah rusak ringan, 31 tempat ibadah rusak, sebuah Pesantren rusak, dan berbagai fasilitas lainnya.7 Konflik fase ketiga adalah yang paling berdarah dalam rangkaian kasus Poso. Konflik Poso diakhiri dengan penangkapan dan penahanan para tersangka, di antaranya adalah hukuman mati terhadap Fabianus Tibo dan penangkapan beberapa warga dari pihak Islam.
            Dalam konflik Poso, institusi agama, seperti gereja dan ormas Islam turut campur. Kasus Poso fase kedua dan ketiga menyebabkan mobilisasi massa dengan menggunakan jaringan agama masing-masing. Gereja menjadi tempat untuk mobilisasi massa Kristen, sementara itu Ormas-ormas Islam menjadi sarana untuk mengumpulkan dukungan untuk membantu sesama muslim. 
            Secara acak, konflik Poso masih belum sepenuhnya reda sampai beberapa waktu kemudian dengan adanya mutilasi tiga orang siswi Kristen dan pembunuhan seorang pendeta. Kasus Poso kemudian juga menarik perhatian internasional, terutama setelah terjadinya kasus World Trade Centre 11 September 1999. pemerintah Indonesia mendapatkan tekanan dari pihak asing untuk menyelesaikan kasus Poso dan menekan kelompok-kelompok Islam yang dituduh sebagai Jemaat Islamiyah.

Hubungan Perkembangan IPTEK dengan Kesejahteraan Masyarakat

Setelah teknologi menempuh perkembangan amat pesat masa lalu hingga menyilaukan mata manusia, kini benar-benar orang mulai mempersoalkan akibat-akibat yang dibawa teknologi pada peradaban manusia sebagai keseluruhan, baik benturan teknologi terhadap nilai-nilai kemanusian, akibat-akibat fisik maupun benturannya terhadap tata lingkungan sebagai keseluruhan.
Melihat kecenderungan dari perkembangan berbagai tahap yang dialaminya, jelas bahwa teknologi menjadi harapan jika dituruti suatu haluan yang terarah pada usaha meningkatkan mutu kehidupan manusia, yakni usaha untuk mencukupi :
·      Bahan pangan, pekerjaan bagi penduduk dunia
·      Bahan mentah dan energy bagi penduduk dunia disertai usaha menekan pemborosan
·      Usaha untuk memberikan tempat bermukim yang layak bagi manusia (ini berarti memelihara kelestarian lingkungan).
Pada hakekatnya hal tersebut tidak lain daripada menempatkan teknologi dalam fungsi sosial yang wajar. Apabila hal ini bisa dilakukan, teknologi dapat memberikan harapan yang cerah, oleh karena itu teknologi harus dapat merintis jalan kea rah pengadaan pangan, sandang dan penyediaan pemukiman manusia tanpa merusak tata lingkungan.
Berikut ini akan di jelaskan mengenai pengaruh perkembangan IPTEK terhadap beberapa pola kemasyarakatan.
·    
Peran IPTEK Untuk Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat
Tuntutan terhadap pengembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini semakin mengemuka. IPTEK dituntut mampu mencari berbagai alternative pemecahan masalah yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan mengembangkan perilaku kritis, obyektif, dan rasional sehingga bisa mengetahui kebutuhan riil yang dirasakan oleh masyarakat secara langsung.
IPTEK bukanlah suatu system tersendiri yang hanya berada diruang penelitian dan laboratorium dalam sebuah menara gading yang terpisah dari masyarakat sekitarnya. Pada akhirnya, IPTEK harus mampu menjadi suluh penerang dan pedoman bagi seluruh warga masyarakat untuk bisa membawanya ke Indonesia yang gemilang. Dengan memperhatikan perkembangan dan kemajuan zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
Peran iptek dalam membangun peradaban suatu bangsa telah lama diakui secara universal, pengalaman berbagai negara menunjukkan secara jelas bahwa iptekmenduduki peran sentral bagi pertumbuhan dan bagi memperkokoh daya saing utama pada arena persaingan global.
Perubahan ke empat pasal 31 ayat 5 uud 1945, yang berbunyi “pemerintah memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”, perlu kita jabarkan dan terapkan dalam program pembangunan bangsa.
Tugas yang mulia ini tentunya bukan hanya tugas pemerintah saja tetapi merupakan tugas kita bersama melihat betapa pentingnya peran iptek dalam mewujudkan peradaban dan kesejahteraan bangsa, maka sudah selayaknya pengembangan dan pemanfaatannya dilakukan secara nasional, dalam arti merata di seluruh daerah. Salah satu modal dasar bagi pengembangan dan pemanfaatan iptek di tingkat daerah adalah regulasi kewenangan yang lebih bersifat otonomis. Sejak diberlakukannya uu no. 22 tahun 1999 tentang pemerintahan daerah yang memberikan otonomi lebih luas kepada daerah untuk mengurus dirinya sendiri. Serta diberlakukannya undang-undang nomor 18 tahun 2002 tentang sistem nasional penelitian, pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka inisiatif daerah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi seharusnya juga semakin tinggi. Kedua undang-undang tersebut merupakan tuntunan bagi kita semua baik yang di pusat maupun di daerah dalam melaksanakan pembangunan nasional dibidang iptek kedua undang-undang tersebut juga mengamanatkan kepada kita agar kita mampu menumbuhkembangkan jaringan sistem, penelitian, pengembangan dan penerapan iptek mulai dari tingkat nasional sampai daerah.
Sebagai contoh Peran IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan adalah sebagai berikut :
a. Penyediaan pangan
Perkembangan IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya pendidikan, penelitian dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam peningkatan produktivitas melalui penerapan varitas unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan pengairan. Namun di sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan penyakit dalam tubuh manusia.
b. Penyediaan Sandang
• Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti kapas, sutra, woll dan lain-lain
• Perkembangan teknologi matrial polimer menghasilkan berbagai serat sintetis sebagai bahan sandang seperti rayon, polyester, nilon, dakron, tetoron dan sebagainya
• Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai bahan sepatu, tas dan lain-lain
• Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan sebagainya.
c. Penyediaan Papan
• Teknologi papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang perencanaan seperti city planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan sebagainya yang berkaitan dengan perkembangan penduduk
• Awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial untuk mengatasi kekurangan kayu
• Untuk mengatasi kekurangan akan lahan dikembangkan teknologi gedung bertingkat, pembentukan pulau-pulau baru, bahkan tidak menutup kemungkinan pemukiman ruang angkasa.
d. Peningkatan Kesehatan
• Perkembangan Ilmu Kedokteran seperti : ilmu bedah dan lain-lain
• Penemuan alat-alat kedokteran seperti : stetoskup, USG, dan lain-lain
• Penemuan obat-obatan seperti anti biotik, vaksin dan lain-lain
• Penemuan radio aktif untuk mendeteksi penyakit secara tepat seperti        tumor dan lain-lain
• Penelitian tentang kuman-kuman penyakit dan lain-lain.
e. Penyediaan Energi
• Kebutuhan akan energi
• Sumber-sumber energi
• Sumber energi konvensional tak dapat diperbaharui
• Sumber energi pengganti yang tak habis pakai
• Konversi energi dari satu bentuk kebentuk yang lain.

Integrasi Nasional Dan Contoh Integrasi Nasional

Integrasi nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
 
* Contoh Integrasi Nasional  

Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.