Jumat, 24 Oktober 2014

PELAMPIASAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT

PELAMPIASAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT

          Pelapisan Sosial. Di dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan sosial, seperti masyarakat lapisan atas, menengah dan bawah. Terjadinya pelapisan sosial ini (juga disebut stratifikasi sosial) adalah sebagai hasil penilaian masyarakat terhadap individu-individu dalam masyarakat. Selama di dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dinilai atau dihargai, maka hal ini akan menyebabkan terjadinya penggolongan individu-individu ke dalam lapisan sosial tertentu. Hal yang dinilai atau dihargai masyarakat kita pada umumnya adalah antara lain : kekayaan, kekuasaan, jabatan, kehormatan, kewibawaan, kejujuran, kepandaian, kealiman dan sebagainya. Mungkin saja seseorang dapat memiliki lebih dari satu apa yang dihargai itu dimiliki seseorang, akan menempatkan orang itu dalam lapisan lebih rendah dan bila cukup saja, mungkin akan menempatkan orang dalam lapisan menengah. Rupa-rupanya sampai saat ini kekayaan merupakan ukuran yang menonjol dibandingkan dengan yang lainnya.Dalam masyarakat desa, pada mulanya yang masuk lapisan atas itu adalah mereka yang berasal turunan orang-orang yang membuka atau mendirikan desa, yang pada umumnya memiliki tanah pertanian yang luas dan baik di seputar pusat desa. Sedang yang dianggap lapisan menengah adalah turunan orang-orang yang datang kemudian ke desa itu, yang membuka tanah pertanian agak jauh dari pusat desa. Lapisan yang terendah terdiri dari mereka yang mempunyai rumah di atas tanah orang lain dan mereka yang menumpang di dalam rumah orang lain. Tetapi sekarang hal tersebut telah tidak berlaku seluruhnya, sebab pada akhirnya kekayaan, kekuasaan, kehormatn dan kepandaian menentukan lapisan-lapisan sosial.


            Kedudukan atau Status-posisi seseorang beserta peranannya merupakan unsur-unsur di dalam pelapisan sosial itu. Tingkah laku seseorang, yang telah berisi tata nilai, diwujudkan di dalam peranan seseorang.
Peranan seseorang adalah berbeda-beda, tergantung kepada status-posisi atau kedudukan seseorang itu di dalam masyarakat. Sebagai misalnya seseorang mempunyai kedudukan atau status-posisi "guru", maka ia harus memainkan peranan seorang guru; seseorang yang mempunyai kedudukan atau status-posisi seorang "penguasa" (pejabat), maka ia harus memainkan peranan seorang penguasa (pejabat); seseorang yang mempunyai kedudukan atau status-posisi seorang "bapak" (kepala keluarga), maka ia harus memainkan peranan seorang bapak (kepala keluarga) dan sebagainya.
Peranan kedudukan atau status-posisi seseorang itu (seperti sebagai guru, penguasa dan kepala keluarga) telah ditentukan oleh masyarakat. Pemilik status-posisi itu tidak boleh memainkan peranan yang menyimpang dari apa yang telah ditentukan itu. Dapatlah sekarang dikatakan bahwa tingkah laku seseorang itu telah terpolakan menurut kedudukan atau status-posisinya di dalam masyarakat.


Kedudukan atau status-posisi seseorang di dalam masyarakat dapat diperoleh dengan bermacam cara, antara lain :
1. Karena kelahiran atau turunan dari orang tua; misalnya bapak bangsawan, maka anaknya pun bangsawan
2. Kerena dicapai seseorang dengan usaha yang disengaja, misalnya guru, ulama, penyuluh, sarjana (umumnya jabatan-jabatan resmi atau formal)
3. Karena diberikan atau diangkat oleh masyarakat, disebabkan karena berjasa dalam membela kepentingan umum (contoh Pahlawan Nasional, Putra Indonesia Terbaik), karena mempunyai prestasi yang menonjol.
Status-posisi di dalam masyarakat akan menunjuk kepada suatu struktur jenjang, yang di dalamnya terkandung kekuasaan dan wewenang. Misalnya status-posisi seorang bapak mempunyai kekuasaan terhadap istri dan anaknya dengan wewenang tertentu; demikian pula status-posisi guru terhadap murid, pejabat terhadap atasan dan bawahannya.


                Dalam bergaul di masyarakat kita perlu sekali memperhatikan status-posisi atau kedudukan seseorang. Pada umumnya orang-orang sangat peka akan status-posisi yang dimilikinya. Bahkan status-posisi atau kedudukan ini sangat dipelihara atau dibanggakan (terutama kedudukan tinggi dalam masyarakatnya). Oleh karena itu apabila kita memandang enteng atau tidak menghiraukan status-posisi atau kedudukan seseorang, terutama dalam mengadakan inteaksi dan komunikasi engan orang-orang tersebut, biasanya interaksi atau komunikasi itu tidak akan mencapai sasarannya. Hal ini dapat dikarenakan :
1. Bila seseorang merasa bahwa status-posisi atau kedudukannya diremehkan, maka pada umumnya orang itu akan merasa tidak senang, sehingga tidak akan menanggapi interaksi atau komunikasi yang diselenggarakan itu
2. Oleh karena status-posisi itu merupakan unsur lapisan sosial, maka kedudukan akan merupakan struktur jenjang. Apabila dalam komunikasi melangkahi salah satu status-posisi, maka pada umumnya akan menyinggung perasaan orang lain yang status-posisinya dilangkahi itu.
3. Urut status-posisi itu mengandung unsur-unsur kekuasaan dan wewenang seseorang; oleh karena itu apabila wewenang seseorang dianggap lebih kecil dari wewenang yang terkandung dalam status-posisi yang sebenarnya, maka umumnya orang tidak akan merasa puas. Umumnya orang-orang tidak menginginkan wewenangnya dianggap lebih kecil ataupun lebih besar dai wewenang yang terkandung di dalam status-posisi yang sebenarnya.
Selain itu, perlu pula diketahui bahwa seseorang tidak hanya memiliki satu kedudkan atau satu status-posisi saja, melainkan mungkin lebih dari satau status-posisi. Misalnya di dalam kelompok tani ia sebagai seorang petani maju. Di rumah sebagai kepala keluarga, dan di dalam jabatan resmi ia sebagai juru tulis. Dengan demikian perilaku peranan yang harus dimainkannya juga tiga perilaku peranan; dirumah ia mengatur kebijasanaan rumah tangga, di kelompok ia harus mentaati aturan kelompok, tetapi di RT/RW lain ia sebagai warga biasa.

CONTOH PELAMPIASAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT DALAM HAM

Dalam organisasi jabatan ketua akan lebih dihargai dibandingkan dengan jabatan anggota. Contoh lainnya adalah dalam kehidupan kantor, pimpinan perusahaan sangat dihargai dibandingkan bawahannya.menurut kedudukan dan menurut starata sosial memang kedudukan manager lebih tinggi dibandingkan dengan OB , tetapi kita juga harus menghargainya dan tidak boleh membandingkan karena kedudukan manusia dimata Allah adalah sama dan tidak ada yang membedakan . 


(Ir. Amirudin Aidin Beng, MM, Penyuluh Pertanian Madya. Sumber :Sosiologi Pedesaan Bagi Kegiatan Penyuluhan Pertanian, Departemen Pertanian)


1 komentar: