Hubungan
sosial dilingkungan kampus secara umum masih tergolong dalam hubungan sosial
berkelompok atau yang biasa disebut sebagai rasizme . kenapa disebut rasizme ?
karena lingkungan kampus tempat saya menuntut ilmu itu masih tergolong
berkelompok , atau bahkan satu sama lain jurusan saja jarang ada yang
mengenalnya kecuali dia pintar ataupun catik ataupun ganteng . hubungan sosial
yang sulit dijelaskan namun saya mencoba untuk mejalaskan kenapa lingkungan
kampus saya begini , dari segi pendidikan atau pengajaran sama saja tidak ada
yang dibedakan namun dari segi pertemananlah yang banyak sekali membeda-bedakan
satu sama lainnya . contoh : dikampus banyak sekali orang yangbawa mobil atau
bahkan dia orang kaya tetapi rasa peduli mereka sangat rendah karena disetiap
mereka jalan dengan mobil dan mereka bertemu dengan temannya dia jarang sekali
menegur atau bahkan senyum , bisa dibilangsih pertemanan hanya terjadi dikelas
itupun saat jam mata kuliah saja , sesudah itu sendiri-sendiri individu. Terkecuali
mereka memang menjadi sahabat dekat atau bahkan sudah mengenal satu sama lain
sebelum kuliah disitu. Tidak bisa dibilang berkelompok juga sih tapi memang
kenyataannya seperti itu . bahkan tidak banyak dari mereka yang selalu membeda-bedakan
jurusan atupun dari segi pengajarannya
tetapi kita semua disitu bersaudara namun bukan dalam konteks bersaudara
yang sangat dekat tetapi saudara yang sama-sama menuntut ilmu disana , belajar
disana, ataubahkan mencari kebahagiaan disana . tiodak banyak juga disana yang
membeda-bedakan soal penampilan ataupun paras wajahnya seperti contoh setiap ada perempuan yang cantik / lelaki yang ganteng selalu ada
yang menyapa tetapi disaat ada orang yang biasa saja lewat malah mereka
bicarakan kejelakannya walaupun mereka tak mengenal kita atau bahkan baru
melihat / bertemu dengan kita . hamper semua mahasiswa selalu menilai orang
lain dari penampilan dan wajanya semata , dan jarang sekali ada yang menilai
oranglain dari hatinya ataupun perbuatannya . mungkin memang begitu dunia
kampus , dan mungkin saja bukan kampus saya saja tetapi kampus lain juga sama
ada dan pasti ada orang-orang seperti itu . tidak ada yang benar-benar mengenal
atau bahkan menjadi teman dekat dilingkungan kampus, kebanyakan dari mereka
hanya memanfaatkan kemampuan temannya ataubahkan berani membayar temannya hanya
sebagai pembantu dia dalam mengerjakan tugas. Mungkin memang lingkungan kampus
berbeda dengan lingkungan yang saya jalanin sebelumnya seperti lingkungan
ekolah , tetapi saya yakin disekian banyak orang yang memandang saya dengan
sebelah mata ada satu orang yang benar-benar mengenal saya dan tau sikap
ataupun sifat saya . terimakasih J
Selasa, 25 November 2014
Hubungan Sosial Dalam Kelas
Hubungan sosial
yang terjadi dikelas saya menurut saya masih seperti berkelompok karena setiap
orang ada yang masih bermain dengan temannya dahulu saja tetapi ada juga yang
bermain bersama dan tidak memandang beda kelas dahulu. Contoh saja seperti
temen saya satu orang , dia selalu membeda-bedakan status sosial,
kepintarannya, dan selalu ingin bergaul dengan teman yang menurutnya setara
saja, lalu apabila kalau pertemanan terjadi dan beda status sosial ataupun
lebih bodoh daripada dia, dia akan memanfaatkan orang itu seperti , dia selalu
menyuruh orang itu melakukan hal yang dia suruh, ataupun menganggapnya hanya
sebagai teman tetapi yang bisa dimanfaatkan . dan paling buruknya dia hanya
berteman sewaktu keadaannya sedang sedih
dan apabila sedihnya sudah hilang dia mencari teman lain lagi untuk
diajak bersenang-senang tanpa memikirkan temannya yang selalu ada buat dia
sewaktu dia sedih . cukup kecewa dengan sikapnya , tetapi saya tidak ingin ikut
campur dengan hal-hal seperti itu. Saya hanya pengamat yang mengamati perilaku
teman saya dan saya hanya penilai baik buruk teman saya kepada saya . hubungan
sosial yang seperti itulah yang dapat merusak suatu persahabatan dengan egonya
sendiri. Tetapi ada teman saya yang easy going , dia berteman dengan siapa saja
tanpa membedakan satu sama lainnya . ketika suatu saat dia kecewakan oleh
temannya di tidak pernah marah dengan temannya itu, dia hanya terseyum walau
hatinya sangat dikecewakan . susah memang jaman sekarang mencari teman yang
benar-benar ingin berteman dengan kita bahkan satu banding seribu kalaupun ada,
tetapi saya yakin selalu ada orang yang saying pada kita tetapi dia tidak
menunjukan sikapnya itu . Saya memaklumkan hal itu karena saya juga
mengalaminya dahulu sewaktu saya tingkat 1. Tetapi saya yakin lama kelamaan pertemanan
yang kelompok itu bisa menjadi sahabat kita sampai nanti lulus bareng . pertemanan
yang benar-benar tulus dapat kita ketahui sewaktu kita lagi dalam keadaan kesusahan dimana tidak ada orang yang ingin membantu kita tetapi ada satu orang
yang ada disaat kita sedih . dia rela berbagi kesedihan dengan kita , dia tidak
pernah mengeluh ataupun protes dengan sikap kita yang dia tidak suka , dia
terima lapang dada, dia sabar, dia baik, yang paling penting dia selalu
adadisaat kita membutuhkannya . itu yang namanya sahabat , pertemanan tanpa
mengenal status sosial, tanpa membeda-bedakan kita. Intinya hubungan sosial
yang ada didalam kelasku masih terasa banyak perbedaan , banyak kelompokan ,
ataubahkan masih ada yang rasiz . tetapi aku yakin seiring berjalannya waktu
itu semua akan hilang dan kita menjadi satu kesatuan yang saling peduli satu
sama lainnya . terimakasih J
Senin, 17 November 2014
Fungsi Agama Dan Contoh Konflik Agama Dalam Masyarakat
Agama merupakan pedoman setiap umat manusia. setiap agama pasti
mengajarkan untuk berbuat baik. Agama juga menuntun hidup manusia secara
individu maupun bermasyarakat. Kali ini saya akan menjelaskan
fungsi-fungsi agama dalam masyarakat menurut Prof. Dr. H. Jalaluddin
dalam bukunya Psikologi Agama.
- Fungsi Edukatif. Fungsi yang pertama ini adalah fungsi secara dasar-dasar hukum agama yang menyuruh/mengajak para pemeluknya untuk berbuat baik dan melarang untuk berbuat hal-hal buruk. Sehingga para pemeluknya merasa takut untuk berbuat dosa. Dan akan terbiasa dengan perilaku baik dan meninggalkan perilaku buruk
- Fungsi Penyelamat. Fungsi ini adalah fungsi perspektif masing-masing agama. Setiap agama menjamin bahwa pemeluknya akan masuk surga bila melakukan perbuatan baik dan mengikuti seluruh ajaran agama tersebut. Maka setiap pemeluk agama pasti nya mendambakan surga dan berlomba-lomba untuk berbuat baik
- Fungsi Perdamaian. Fungsi ini memberikan kedamaian pada orang yang bersalah ataupun berdosa. Setiap individu ataupun kelompok pasti pernah melakukan dosa. Maka mereka akan mencapai kedamaian batin melalui bertaubat dan mengubah cara hidup mereka.
- Fungsi Kontrol Sosial. Fungsi ini membentuk penganutnya makin memperhatikan masalah-masalah sosial seperti, kemiskinan, ketidak adilan, kemaksiatan, dll. kepekaan ini juga yang mendorong kita tidak bisa melihat hal-hal diatas dan membiarkannya begitu saja.
- Fungsi Pembaharuan. Fungsi ini dapat merubah kehidupan pribadi ataupun kelompok menjadi kehidupan baru yang lebih baik. Agama terus-menerus dapat mempengaruhi perubahan nilai dan moral bagi kehidupan masyarakat dan bernegara.
Dilihat dari fungsi-fungsi diatas, agama selalu memberikan fungsi
positif kepada para pemeluknya dalam kehidupan bermasyarakat. Kecuali
adanya provokasi dari orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk
memecah belah kehidupan sosial masyarakatnya.
Contoh Konflik Antar Agama :
Yang
kelima adalah Kasus Poso merupakan potret buram hubungan Islam dan
Kristen di Indonesia. Persaingan antara pemeluk Islam dan Kristen
sebenarnya telah ada semenjak era kolonial, tetapi baru pada Era
Reformasi persaingan tersebut berubah menjadi konflik berdarah.
Kebijakan untuk menghindari isu SARA di Era Orde Baru ternyata berbuah
ledakan konflik setelah tumbangnya kekuasaan Orde Baru.
Konflik
Poso umumnya dibagi menjadi tiga fase. Fase pertama berlangsung pada
tanggal 25-30 Desember 1998 dipicu oleh penyerangan terhadap Ridwan (21
tahun) yang sedang tidur-tiduran di masjid oleh tiga pemuda Kristen yang
sedang mabuk. Peristiw atersebut kemudian disusul dengan penyerangan
oleh massa Herman Parimo ke sejumlah rumah milik warga muslim. Peristiwa
tersebut diakhiri dengan ditangkapnya Herman Primo yang diadili pada
awal Januari 1999.
Konflik
Poso fase kedua terjadi pada 15-21 April 2002. Konflik jilid kedua
dipicu oleh perkelahian antara pemuda Kristen dan pemuda Islam.
Peristiwa tersebut disusul dengan perusakan dan pembakaran rumah, kios,
serta bangunan sekolah milik warga Kristen dan mengakibatkan pengungsian
kalangan Kristen.
Konflik
Poso Fase ketiga terjadi pada 23 Mei-10 Juni 2001. kerusuhan tersebut
dimulai dengan kehadiran pasukan ninja pimpinan Fabianus Tibo. Pada
pertengahan Mei mulai terjadi pembunuhan yang dilakukan oleh kelompok
Tibo. Puncaknya adalh pembunuhan sekitar 200 santri di Pesantren
Walisongo.
Konflik
Poso mengakibatkan 504 orang meninggal, 313 orang terluka, dan sebanyak
7022 rumah terbakar, 1378 rumah rusak berat dan 690 rumah rusak ringan,
31 tempat ibadah rusak, sebuah Pesantren rusak, dan berbagai fasilitas
lainnya.7 Konflik
fase ketiga adalah yang paling berdarah dalam rangkaian kasus Poso.
Konflik Poso diakhiri dengan penangkapan dan penahanan para tersangka,
di antaranya adalah hukuman mati terhadap Fabianus Tibo dan penangkapan
beberapa warga dari pihak Islam.
Dalam konflik Poso, institusi agama, seperti gereja dan ormas Islam
turut campur. Kasus Poso fase kedua dan ketiga menyebabkan mobilisasi
massa dengan menggunakan jaringan agama masing-masing. Gereja menjadi
tempat untuk mobilisasi massa Kristen, sementara itu Ormas-ormas Islam
menjadi sarana untuk mengumpulkan dukungan untuk membantu sesama
muslim.
Secara acak, konflik Poso masih belum sepenuhnya reda sampai beberapa
waktu kemudian dengan adanya mutilasi tiga orang siswi Kristen dan
pembunuhan seorang pendeta. Kasus Poso kemudian juga menarik perhatian
internasional, terutama setelah terjadinya kasus World Trade Centre 11
September 1999. pemerintah Indonesia mendapatkan tekanan dari pihak
asing untuk menyelesaikan kasus Poso dan menekan kelompok-kelompok Islam
yang dituduh sebagai Jemaat Islamiyah.
Hubungan Perkembangan IPTEK dengan Kesejahteraan Masyarakat
Setelah
teknologi menempuh perkembangan amat pesat masa lalu hingga menyilaukan
mata manusia, kini benar-benar orang mulai mempersoalkan akibat-akibat
yang dibawa teknologi pada peradaban manusia sebagai keseluruhan, baik
benturan teknologi terhadap nilai-nilai kemanusian, akibat-akibat fisik
maupun benturannya terhadap tata lingkungan sebagai keseluruhan.
Melihat
kecenderungan dari perkembangan berbagai tahap yang dialaminya, jelas
bahwa teknologi menjadi harapan jika dituruti suatu haluan yang terarah
pada usaha meningkatkan mutu kehidupan manusia, yakni usaha untuk
mencukupi :
· Bahan pangan, pekerjaan bagi penduduk dunia
· Bahan mentah dan energy bagi penduduk dunia disertai usaha menekan pemborosan
· Usaha untuk memberikan tempat bermukim yang layak bagi manusia (ini berarti memelihara kelestarian lingkungan).
Pada
hakekatnya hal tersebut tidak lain daripada menempatkan teknologi dalam
fungsi sosial yang wajar. Apabila hal ini bisa dilakukan, teknologi
dapat memberikan harapan yang cerah, oleh karena itu teknologi harus
dapat merintis jalan kea rah pengadaan pangan, sandang dan penyediaan
pemukiman manusia tanpa merusak tata lingkungan.
Berikut ini akan di jelaskan mengenai pengaruh perkembangan IPTEK terhadap beberapa pola kemasyarakatan.
·
Peran IPTEK Untuk Meningkatkan Kesejahteraan masyarakat
Tuntutan
terhadap pengembangan Ilmu Pengetahuan dan teknologi (IPTEK) saat ini
semakin mengemuka. IPTEK dituntut mampu mencari berbagai alternative
pemecahan masalah yang ada ditengah-tengah masyarakat dengan mengembangkan
perilaku kritis, obyektif, dan rasional sehingga bisa mengetahui
kebutuhan riil yang dirasakan oleh masyarakat secara langsung.
IPTEK
bukanlah suatu system tersendiri yang hanya berada diruang penelitian
dan laboratorium dalam sebuah menara gading yang terpisah dari
masyarakat sekitarnya. Pada akhirnya, IPTEK harus mampu menjadi suluh
penerang dan pedoman bagi seluruh warga masyarakat untuk bisa membawanya ke
Indonesia yang gemilang. Dengan memperhatikan perkembangan dan kemajuan
zaman dengan sendirinya pemanfaatan dan penguasaan IPTEK mutlak
diperlukan untuk mencapai kesejahteraan bangsa.
Peran
iptek dalam membangun peradaban suatu bangsa telah lama diakui secara
universal, pengalaman berbagai negara menunjukkan secara jelas bahwa iptekmenduduki peran sentral bagi pertumbuhan dan bagi memperkokoh daya saing utama pada arena persaingan global.
Perubahan
ke empat pasal 31 ayat 5 uud 1945, yang berbunyi “pemerintah memajukan
ilmu pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai
agama dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan
umat manusia”, perlu kita jabarkan dan terapkan dalam program
pembangunan bangsa.
Tugas
yang mulia ini tentunya bukan hanya tugas pemerintah saja tetapi
merupakan tugas kita bersama melihat betapa pentingnya peran iptek dalam
mewujudkan peradaban dan kesejahteraan bangsa, maka sudah selayaknya
pengembangan dan pemanfaatannya dilakukan secara nasional, dalam arti
merata di seluruh daerah. Salah satu modal dasar bagi pengembangan dan
pemanfaatan iptek di tingkat daerah adalah regulasi kewenangan yang
lebih bersifat otonomis. Sejak diberlakukannya uu no. 22 tahun 1999
tentang pemerintahan daerah yang memberikan otonomi lebih luas kepada
daerah untuk mengurus dirinya sendiri. Serta diberlakukannya
undang-undang nomor 18 tahun 2002 tentang sistem nasional penelitian,
pengembangan, dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka
inisiatif daerah untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi
seharusnya juga semakin tinggi. Kedua undang-undang tersebut merupakan
tuntunan bagi kita semua baik yang di pusat maupun di daerah dalam
melaksanakan pembangunan nasional dibidang iptek kedua undang-undang
tersebut juga mengamanatkan kepada kita agar kita mampu
menumbuhkembangkan jaringan sistem, penelitian, pengembangan dan
penerapan iptek mulai dari tingkat nasional sampai daerah.
Sebagai contoh Peran IPTEK untuk meningkatkan kesejahteraan adalah sebagai berikut :
a. Penyediaan pangan
Perkembangan
IPTEK dalam bidang pangan dimungkinkan karena adanya pendidikan,
penelitian dan pengembangan di bidang pertanian terutama dalam
peningkatan produktivitas melalui penerapan varitas unggul, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit, pola tanaman dan pengairan. Namun di
sisi lain perkembangan tersebut berdampak fatal, misalkan saja
penggunaan pestisida dalam pemberantasan hama ternyata dapat menyebabkan
penyakit dalam tubuh manusia.
b. Penyediaan Sandang
• Pada awalnya bahan sandang dihasilkan dari serat alam seperti kapas, sutra, woll dan lain-lain
• Perkembangan
teknologi matrial polimer menghasilkan berbagai serat sintetis sebagai
bahan sandang seperti rayon, polyester, nilon, dakron, tetoron dan
sebagainya
• Kulit sintetik juga dapat dibuat dari polimer termoplastik sebagai bahan sepatu, tas dan lain-lain
• Teknologi pewarnaan juga berkembang seperti penggunaan zat azo dan sebagainya.
c. Penyediaan Papan
• Teknologi
papan bersangkut paut dengan penyediaan lahan dan bidang perencanaan
seperti city planning, kota satelit, kawasan pemukiman dan sebagainya
yang berkaitan dengan perkembangan penduduk
• Awalnya bahan pokok untuk papan adalah kayu selanjutnya dikembangkan teknologi matrial untuk mengatasi kekurangan kayu
• Untuk
mengatasi kekurangan akan lahan dikembangkan teknologi gedung
bertingkat, pembentukan pulau-pulau baru, bahkan tidak menutup
kemungkinan pemukiman ruang angkasa.
d. Peningkatan Kesehatan
• Perkembangan Ilmu Kedokteran seperti : ilmu bedah dan lain-lain
• Penemuan alat-alat kedokteran seperti : stetoskup, USG, dan lain-lain
• Penemuan obat-obatan seperti anti biotik, vaksin dan lain-lain
• Penemuan radio aktif untuk mendeteksi penyakit secara tepat seperti tumor dan lain-lain
• Penelitian tentang kuman-kuman penyakit dan lain-lain.
e. Penyediaan Energi
• Kebutuhan akan energi
• Sumber-sumber energi
• Sumber energi konvensional tak dapat diperbaharui
• Sumber energi pengganti yang tak habis pakai
• Konversi energi dari satu bentuk kebentuk yang lain.Integrasi Nasional Dan Contoh Integrasi Nasional
Integrasi
nasional adalah usaha dan proses mempersatukan perbedaan perbedaan yang ada
pada suatu negara sehingga terciptanya keserasian dan keselarasan secara
nasional.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, Indonesia merupakan bangsa yang sangat besar baik dari kebudayaan ataupun wilayahnya. Di satu sisi hal ini membawa dampak positif bagi bangsa karena kita bisa memanfaatkan kekayaan alam Indonesia secara bijak atau mengelola budaya budaya yang melimpah untuk kesejahteraan rakyat, namun selain menimbulkan sebuah keuntungan, hal ini juga akhirnya menimbulkan masalah yang baru. Kita ketahui dengan wilayah dan budaya yang melimpah itu akan menghasilkan karakter atau manusia manusia yang berbeda pula sehingga dapat mengancam keutuhan bangsa Indonesia.
* Contoh Integrasi Nasional
Sikap toleransi antarumat beragama, walaupun agama kita berbeda dengan teman, tetangga atau saudara, kita harus saling menghormati.
Sikap menghargai dan merasa ikut memiliki kebudayan daerah lain, bahkan mau mempelajari budaya daerah lain, misalnya masyarakat Jawa atau Sumatra, belajar menari legong yang merupakan salah satu tarian adat Bali. Selain anjungan dari semua propinsi di Indonesia, di dalam komplek Taman Mini Indonesia Indah juga terdapat bangunan tempat ibadah dari agama-agama yang resmi di Indonesia, yaitu masjid (untuk agama Islam), gereja (untuk agama Kristen dan Katolik), pura (untuk agama Hindu) dan wihara (untuk agama Buddha). Perlu diketahui, bahwa waktu itu agama resmi di Indonesia baru 5 (lima) macam.
Jumat, 24 Oktober 2014
Masyarakat Perkotaan Dan Pedesaan
Ciri- ciri masyarakat kota :
- Kehidupan
keagamaan berkurang dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa.
- Orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung
pada orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau
individu.
- Pembagian
kerja di antara warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas
yang nyata.
- Kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari
pada warga desa.
- Interaksi
yang lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada
faktor pribadi.
- Pembagian
waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu.
- Perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh.
Ciri – ciri masyarakat
desa :
- Mempunyai
pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
- Ada
pertalian perasaan yang sama tentang kesukuan terhadap kebiasaan.
- Cara
berusaha (ekonomi) adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi
alam sekitar seperti : iklim, keadaan alam, kekayaan alam, sedangkan
pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.
- Didalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih
mendalam dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di
luar batas wilayahnya.
- Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.
- Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian.
- Masyarakat
tersebut homogen, seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat
istiadat, dan sebagainya.
A.
Dampak Positif
masyarakat perkotaan dengan masyarakat pedesaan
Dalam hal ini desalah yang menempati peringkat paling atas dalam kepemilikannya untuk hal yang positif. Diantaranya adalah kebersamaan yang kental diikuti dengan gotong-royong, kepedulian antara tetangga, kerja keras mereka dalam mendapatkan penghidupan, kehidupan sehari-hari mereka yang tenang dan saling menghormati antara sesame. Kadangkala ada yang menyatakan bahwa masyarakat desa lebih malas dibanding masyarakat kota yang terus bekerja keras demi mendapat makan, hal tersebut salah karena sebenarnya masyarakat kotalah yang malas dalam melakukan sesuatu mereka bekerja keras dengan pikiran mereka sehingga tampak lelah dari luar namun kerja keras mereka hanya membuat keterpurukan pikiran mereka dalam bersosialisasi yang selalu menginginkan gampangnya saja sedangkan masyarakat desa setiap waktu selalu bekerja keras dengan tenaga dan pikiran mereka serta belajar bersabar dengan hidup, seperti contoh dalam memanen memerlukan waktu yang panjang untuk dapat memanen hasil bumi dan dibutuhkan kerja keras saat menanamnya serta kesabaran dalam menuainya. Walaupun begitu masyarakat kota juga memiliki hal positif yang dapat dipetik dalam kehidupan mereka, yaitu informasi, pengetahuan, teknologi dan kedinamisan mereka dalam berkembang.
B. Dampak Negatif perbedaan masyarakat perkotaan dan pedesaan
Dalam hal kenegatifan suatu komunitas, kotalah yang menempati urutan pertama dalam tingkat kesadaran masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakatnya yang beragam dan kondisi social dari lingkungan kota itu sendiri, dengan berbagai pengaruh yang berasal dari berbagai sumber serta bidang yang menyertainya. Sisi negative dari kota dapat dilihat dari kebersamaan masyarakatnya yang kurang dan biasanya akan tercipta kelompok-kelompok tertentu yang memiliki perbedaan pandangan, kepedulian yang makin berkurang diantara sesama juga merupakan salah satu hal yang seharusnya perlu dihindari. Hal-hal tersebutlah yang biasanya akan menyebabkan pertikaian diantara kelompok tertentu dengan mengrsampingkan norma-norma yang ada. Sedangkan di pedesaan hal negative yang dapat terlihat adalah masyarakat desa yang kurang dalam mendapat informasi actual dan disusul dengan keterlambatan mereka dalam menerima informasi karena kondisi wilayah atau geografis desa mereka, serta pemahaman mereka mengenai hal baru yang ada di dunia.
Dalam hal ini desalah yang menempati peringkat paling atas dalam kepemilikannya untuk hal yang positif. Diantaranya adalah kebersamaan yang kental diikuti dengan gotong-royong, kepedulian antara tetangga, kerja keras mereka dalam mendapatkan penghidupan, kehidupan sehari-hari mereka yang tenang dan saling menghormati antara sesame. Kadangkala ada yang menyatakan bahwa masyarakat desa lebih malas dibanding masyarakat kota yang terus bekerja keras demi mendapat makan, hal tersebut salah karena sebenarnya masyarakat kotalah yang malas dalam melakukan sesuatu mereka bekerja keras dengan pikiran mereka sehingga tampak lelah dari luar namun kerja keras mereka hanya membuat keterpurukan pikiran mereka dalam bersosialisasi yang selalu menginginkan gampangnya saja sedangkan masyarakat desa setiap waktu selalu bekerja keras dengan tenaga dan pikiran mereka serta belajar bersabar dengan hidup, seperti contoh dalam memanen memerlukan waktu yang panjang untuk dapat memanen hasil bumi dan dibutuhkan kerja keras saat menanamnya serta kesabaran dalam menuainya. Walaupun begitu masyarakat kota juga memiliki hal positif yang dapat dipetik dalam kehidupan mereka, yaitu informasi, pengetahuan, teknologi dan kedinamisan mereka dalam berkembang.
B. Dampak Negatif perbedaan masyarakat perkotaan dan pedesaan
Dalam hal kenegatifan suatu komunitas, kotalah yang menempati urutan pertama dalam tingkat kesadaran masyarakat. Hal ini dikarenakan masyarakatnya yang beragam dan kondisi social dari lingkungan kota itu sendiri, dengan berbagai pengaruh yang berasal dari berbagai sumber serta bidang yang menyertainya. Sisi negative dari kota dapat dilihat dari kebersamaan masyarakatnya yang kurang dan biasanya akan tercipta kelompok-kelompok tertentu yang memiliki perbedaan pandangan, kepedulian yang makin berkurang diantara sesama juga merupakan salah satu hal yang seharusnya perlu dihindari. Hal-hal tersebutlah yang biasanya akan menyebabkan pertikaian diantara kelompok tertentu dengan mengrsampingkan norma-norma yang ada. Sedangkan di pedesaan hal negative yang dapat terlihat adalah masyarakat desa yang kurang dalam mendapat informasi actual dan disusul dengan keterlambatan mereka dalam menerima informasi karena kondisi wilayah atau geografis desa mereka, serta pemahaman mereka mengenai hal baru yang ada di dunia.
PELAMPIASAN SOSIAL DALAM MASYARAKAT
PELAMPIASAN
SOSIAL DALAM MASYARAKAT
Pelapisan Sosial. Di dalam masyarakat terdapat lapisan-lapisan
sosial, seperti masyarakat lapisan atas, menengah dan bawah. Terjadinya
pelapisan sosial ini (juga disebut stratifikasi sosial) adalah sebagai hasil
penilaian masyarakat terhadap individu-individu dalam masyarakat. Selama di
dalam masyarakat terdapat sesuatu yang dinilai atau dihargai, maka hal ini akan
menyebabkan terjadinya penggolongan individu-individu ke dalam lapisan sosial
tertentu. Hal yang dinilai atau dihargai masyarakat kita pada umumnya adalah
antara lain : kekayaan, kekuasaan, jabatan, kehormatan, kewibawaan, kejujuran,
kepandaian, kealiman dan sebagainya. Mungkin saja seseorang dapat memiliki
lebih dari satu apa yang dihargai itu dimiliki seseorang, akan menempatkan orang
itu dalam lapisan lebih rendah dan bila cukup saja, mungkin akan menempatkan
orang dalam lapisan menengah. Rupa-rupanya sampai saat ini kekayaan merupakan
ukuran yang menonjol dibandingkan dengan yang lainnya.Dalam masyarakat desa,
pada mulanya yang masuk lapisan atas itu adalah mereka yang berasal turunan
orang-orang yang membuka atau mendirikan desa, yang pada umumnya memiliki tanah
pertanian yang luas dan baik di seputar pusat desa. Sedang yang dianggap
lapisan menengah adalah turunan orang-orang yang datang kemudian ke desa itu,
yang membuka tanah pertanian agak jauh dari pusat desa. Lapisan yang terendah
terdiri dari mereka yang mempunyai rumah di atas tanah orang lain dan mereka
yang menumpang di dalam rumah orang lain. Tetapi sekarang hal tersebut telah
tidak berlaku seluruhnya, sebab pada akhirnya kekayaan, kekuasaan, kehormatn
dan kepandaian menentukan lapisan-lapisan sosial.
Kedudukan atau
Status-posisi seseorang beserta peranannya merupakan unsur-unsur di dalam
pelapisan sosial itu. Tingkah laku seseorang, yang telah berisi tata nilai,
diwujudkan di dalam peranan seseorang.
Peranan seseorang adalah berbeda-beda, tergantung kepada
status-posisi atau kedudukan seseorang itu di dalam masyarakat. Sebagai
misalnya seseorang mempunyai kedudukan atau status-posisi "guru",
maka ia harus memainkan peranan seorang guru; seseorang yang mempunyai
kedudukan atau status-posisi seorang "penguasa" (pejabat), maka ia
harus memainkan peranan seorang penguasa (pejabat); seseorang yang mempunyai
kedudukan atau status-posisi seorang "bapak" (kepala keluarga), maka
ia harus memainkan peranan seorang bapak (kepala keluarga) dan sebagainya.
Peranan kedudukan atau status-posisi seseorang itu
(seperti sebagai guru, penguasa dan kepala keluarga) telah ditentukan oleh
masyarakat. Pemilik status-posisi itu tidak boleh memainkan peranan yang
menyimpang dari apa yang telah ditentukan itu. Dapatlah sekarang dikatakan
bahwa tingkah laku seseorang itu telah terpolakan menurut kedudukan atau
status-posisinya di dalam masyarakat.
Kedudukan atau status-posisi seseorang di dalam masyarakat
dapat diperoleh dengan bermacam cara, antara lain :
1. Karena kelahiran atau
turunan dari orang tua; misalnya bapak bangsawan, maka anaknya pun bangsawan
2. Kerena dicapai
seseorang dengan usaha yang disengaja, misalnya guru, ulama, penyuluh, sarjana
(umumnya jabatan-jabatan resmi atau formal)
3. Karena diberikan atau
diangkat oleh masyarakat, disebabkan karena berjasa dalam membela kepentingan
umum (contoh Pahlawan Nasional, Putra Indonesia Terbaik), karena mempunyai
prestasi yang menonjol.
Status-posisi di dalam
masyarakat akan menunjuk kepada suatu struktur jenjang, yang di dalamnya
terkandung kekuasaan dan wewenang. Misalnya status-posisi seorang bapak
mempunyai kekuasaan terhadap istri dan anaknya dengan wewenang tertentu;
demikian pula status-posisi guru terhadap murid, pejabat terhadap atasan dan
bawahannya.
Dalam bergaul di masyarakat kita perlu sekali memperhatikan status-posisi atau
kedudukan seseorang. Pada umumnya orang-orang sangat peka akan status-posisi
yang dimilikinya. Bahkan status-posisi atau kedudukan ini sangat dipelihara
atau dibanggakan (terutama kedudukan tinggi dalam masyarakatnya). Oleh karena
itu apabila kita memandang enteng atau tidak menghiraukan status-posisi atau
kedudukan seseorang, terutama dalam mengadakan inteaksi dan komunikasi engan
orang-orang tersebut, biasanya interaksi atau komunikasi itu tidak akan
mencapai sasarannya. Hal ini dapat dikarenakan :
1. Bila seseorang merasa bahwa status-posisi atau
kedudukannya diremehkan, maka pada umumnya orang itu akan merasa tidak senang,
sehingga tidak akan menanggapi interaksi atau komunikasi yang diselenggarakan
itu
2. Oleh karena
status-posisi itu merupakan unsur lapisan sosial, maka kedudukan akan merupakan
struktur jenjang. Apabila dalam komunikasi melangkahi salah satu status-posisi,
maka pada umumnya akan menyinggung perasaan orang lain yang status-posisinya
dilangkahi itu.
3. Urut status-posisi itu
mengandung unsur-unsur kekuasaan dan wewenang seseorang; oleh karena itu
apabila wewenang seseorang dianggap lebih kecil dari wewenang yang terkandung
dalam status-posisi yang sebenarnya, maka umumnya orang tidak akan merasa puas.
Umumnya orang-orang tidak menginginkan wewenangnya dianggap lebih kecil ataupun
lebih besar dai wewenang yang terkandung di dalam status-posisi yang
sebenarnya.
Selain itu, perlu pula
diketahui bahwa seseorang tidak hanya memiliki satu kedudkan atau satu
status-posisi saja, melainkan mungkin lebih dari satau status-posisi. Misalnya
di dalam kelompok tani ia sebagai seorang petani maju. Di rumah sebagai kepala
keluarga, dan di dalam jabatan resmi ia sebagai juru tulis. Dengan demikian
perilaku peranan yang harus dimainkannya juga tiga perilaku peranan; dirumah ia
mengatur kebijasanaan rumah tangga, di kelompok ia harus mentaati aturan
kelompok, tetapi di RT/RW lain ia sebagai warga biasa.
CONTOH PELAMPIASAN SOSIAL
DALAM MASYARAKAT DALAM HAM
Dalam organisasi jabatan
ketua akan lebih dihargai dibandingkan dengan jabatan anggota. Contoh lainnya
adalah dalam kehidupan kantor, pimpinan perusahaan sangat dihargai dibandingkan
bawahannya.menurut kedudukan dan menurut starata sosial memang kedudukan manager
lebih tinggi dibandingkan dengan OB , tetapi kita juga harus menghargainya dan
tidak boleh membandingkan karena kedudukan manusia dimata Allah adalah sama dan
tidak ada yang membedakan .
(Ir. Amirudin Aidin Beng, MM, Penyuluh Pertanian Madya. Sumber
:Sosiologi Pedesaan Bagi Kegiatan Penyuluhan Pertanian, Departemen Pertanian)
HUKUM
A. Pengertian hukum
Hukum adalah himpunan peraturan – peraturan ( perintah dan larangan ) yang dibuat oleh penguasa negara atau pemerintah untuk mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat, bersifat memaksa, dan memiliki sanksi yang harus dipatuhi oleh masyarakat.
B. Sifat Hukum
1. Hukum dikatakan bersifat mengatur, karena hukum memuat peraturan – peraturan berupa perintah dan larangan yang mengatur tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarakat demi terciptanya ketertiban dalam masyarakat
2. Hukum dikatakan bersifat memaksa, karena hukum dapat memaksa anggota masyarakat untuk mematuhinya. Apabila melanggar hukum akan menerima sanksi yang tegas.
Ciri- ciri Hukum
1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat adalah suatu peraturan yang dibuat untuk mengatur tingkah laku masyarakat yang masih berada dalam tingkatnya .
2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib adalah peraturan yang dibuat oleh polisi, Gubernur, Wali Kota atau bahkan Presiden .
3. Peraturan itu bersifat memaksa karena perauran wajib dan harus ditaati .
4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut tegas
5 Brisi perintah atau Larangan .
6. perintah dan larangan harus ditaati dan dipatuhi oleh setiap orang.
SIFAT PEMERINTAHAN DI INDONESIA
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Apa yang dimaksud dengan sistem pemerintahan presidensial? Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu dibahas mengenai sistem pemerintahan.
I. Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan i Indonesia adalah sistem pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan presidensiil dengan sistem pemerintahan parlementer. Apalagi bila dirunut dari sejarahnya, Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem pemerintahan. Indonesia pernah menganut sistem kabinet parlementer pada tahun 1945 - 1949. kemudian pada rentang waktu tahun 1949 - 1950, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer yang semu. Pada tahun 1950 - 1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Sedangkan pada tahun 1959 - 1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan secara demokrasi terpimpin. Perubahan dalam sistem pemerintahan tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Karena terjadi perbedaan pelaksanaan sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum UUD 1945 diamandemen dan setelah terjadi amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 - 2002. Berikut ini adalah perbedaan sistem pemerintahan sebelum terjadi amandemen dan setelah terjadi amandemen pada UUD 1945 :
Sebelum terjadi amandemen :
Sistem Pemerintahan Indonesia
Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1 Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan, sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.
Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial. Apa yang dimaksud dengan sistem pemerintahan presidensial? Untuk mengetahuinya, terlebih dahulu dibahas mengenai sistem pemerintahan.
I. Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara singkat bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan i Indonesia adalah sistem pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan presidensiil dengan sistem pemerintahan parlementer. Apalagi bila dirunut dari sejarahnya, Indonesia mengalami beberapa kali perubahan sistem pemerintahan. Indonesia pernah menganut sistem kabinet parlementer pada tahun 1945 - 1949. kemudian pada rentang waktu tahun 1949 - 1950, Indonesia menganut sistem pemerintahan parlementer yang semu. Pada tahun 1950 - 1959, Indonesia masih menganut sistem pemerintahan parlementer dengan demokrasi liberal yang masih bersifat semu. Sedangkan pada tahun 1959 - 1966, Indonesia menganut sistem pemerintahan secara demokrasi terpimpin. Perubahan dalam sistem pemerintahan tidak hanya berhenti sampai disitu saja. Karena terjadi perbedaan pelaksanaan sistem pemerintahan menurut UUD 1945 sebelum UUD 1945 diamandemen dan setelah terjadi amandemen UUD 1945 pada tahun 1999 - 2002. Berikut ini adalah perbedaan sistem pemerintahan sebelum terjadi amandemen dan setelah terjadi amandemen pada UUD 1945 :
Sebelum terjadi amandemen :
- MPR menerima kekuasaan tertinggi dari rakyat
- Presiden sebagai kepala penyelenggara pemerintahan
- DPR berperan sebagai pembuat Undang - Undang
- BPK berperan sebagai badan pengaudit keuangan
- DPA berfungsi sebagai pemberi saran/pertimbangan kepada presiden / pemerintahan
- MA berperan sebagai lembaga pengadilan dan penguki aturan yang diterbitkan pemerintah.
- Kekuasaan legislatif lebih dominan
- Presiden tidak dapat membubarkan DPR
- Rakyat memilih secara langsung presiden dan wakil presiden
- MPR tidak berperan sebagai lembaga tertinggi lagi
- Anggota MPR terdiri dari seluruh anggota DPR ditambah anggota DPD yang dipilih secar langsung oleh rakyat
Minggu, 28 September 2014
INDIVIDU , KELUARGA , DAN MASYARAKAT
·
INDIVIDU
Individu berasal dari kata yunani yaitu individium yang
artinya tidak terbagi. Dalam ilmu sosial paham individu, menyangkut
tabiat dengan kehidupan dan jiwa yang majemuk, memegang peranan dalam pergaulan
hidup manusia. Individu merupakan kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia
perseorangan bukan sebagai manusia keseluruhan. Maka dapat disimpulkan bahwa
individu adalah manusia yang memiliki peranan khas atau spesifik dalam
kepribadiannya. Dan terdapat tiga aspek dalam individu yaitu aspek organik jasmaniah,
aspek psikis rohaniah, dan aspek sosial. Dimana aspek aspek tersebut saling
berhubungan. Apabila salah satu rusak maka akan merusak aspek lainnya.apabila
pola tingkah lakunya hampir identik dengan tingkah laku massa yang
bersangkutan. Proses yang meningkatakan ciri-ciri individualitas pada seseorang
sampao pada dirinya sendiri, disebut proses individualisasi atau aktualisasi
diri. Dalam proses ini maka individu terbebani berbagai peranan yang berasal
dari kondisi kebersamaan hidup, yang akhirnya muncul suatu kelompok yang akan
menentukan kemantapan satu masayarakat. Individu dalam tingkah laku menurut
pola pribadinya ada tiga kemungkinan: pertama menyimpang dari norma kolektif
kehilangan individualitasnya. Kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga mempengaruhi
masyarakat. (Hartomo, 2004: 64). Dengan demikian manusia merupakan mahluk
individual tidak hanya dalam arti keseluruhan jiwa-raga, tetapi merupakan
pribadi yang khas, menurut corak kepribadiannya dan kecakapannya.
Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai dengan dimana individu tersebut berusaha menempatkan prilaku pada dirinya sesuai dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di indonesia individunya menjunjung tinggi prilaku sopan santun, dan beretika dalam bersosialisasi. Individu selalu berada didalam kelompok, peranan kelompok tersebut adalah untuk mematangkan individu tersebut menjadi seorang pribadi. Dimana prosesnya tergantung terhadap kelompok dan lingkungan dapat menjadi faktor pendukung proses juga dapat menjadi penghambat proses menjadi suatu pribadi. Faktor pendukung dan faktor penghambat juga dapat berdasarkan individu itu sendiri.
Individu mempunyai ciri-ciri memiliki suatu pikiran dan diri. Dimana individu sanggup menetapkan kenyataan, interprestasi situasi, menetapkan aksi dari luar dan dalam dirinya. Dapat diartikan sebagai proses komunikasi individu dalam berinteraksi dan berhubungan. Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyarakat yang menjadi latar individu tersebut ditandai dengan dimana individu tersebut berusaha menempatkan prilaku pada dirinya sesuai dengan norma dan kebudayaan lingkungan tersebut , seperti di indonesia individunya menjunjung tinggi prilaku sopan santun, dan beretika dalam bersosialisasi. Individu selalu berada didalam kelompok, peranan kelompok tersebut adalah untuk mematangkan individu tersebut menjadi seorang pribadi. Dimana prosesnya tergantung terhadap kelompok dan lingkungan dapat menjadi faktor pendukung proses juga dapat menjadi penghambat proses menjadi suatu pribadi. Faktor pendukung dan faktor penghambat juga dapat berdasarkan individu itu sendiri.
Pertumbuhan Individu
Perkembangan manusia yang wajar dan normal harus melalui
proses pertumbuhan dan perkembangan lahir batin. Dalam arti bahwa individu atau
pribadi manusia merupakan keselurhan jiwa raga yang mempunyai cirri-ciri khas
tersendiri. Walaupun terdapat perbedaan pendapat diantara para ahli, namun
diakui bahwa pertumbuhan adalah suatu perubahan yang menuju kearah yang lebih
maju, lebih dewasa. Timbul berbagai pendapat dari berbagai aliran mengenai
pertumbuhan. Menurut para ahli yang menganut aliran asosiasi berpendapat, bahwa
pertumbuhan pada dasarnya adalah proses asosiasi. Pada proses asosiasi yang
primer adalah bagian-bagian. Bagian-bagian yang ada lebih dahulu, sedangkan
keseluruhan ada pada kemudian. Bagian-bagian ini terikat satu sama lain menjadi
keseluruhan asosiasi. Dapat dirumuskan suatu pengertian tentang proses asosiasi
yaitu terjadinya perubahan pada seseorang secara tahap demi tahap karena
pengaruh timbal balik dari pengalaman atau empiri luar melalui pancaindera yang
menimbulkan
sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
sensations maupun pengalaman dalam mengenal keadaan batin sendiri yang menimbulkan sensation.
Menurut aliran psikologi gestalt pertmbuhan adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi yang pokok adalah keseluruhan sedang bagian-bagian hanya mempunyai arti sebagai bagian dari keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain. Jadi menurut proses ini keselurhan yang lebih dahulu ada, baru kemudian menyusul bagian-bagiannya. Dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ini adalah proses perubahan secara perlahan-lahan pada manusia dalam mengenal suatu yangsemula mengenal sesuatu secara keseluruhan baru kemudian mengenal bagian-bagian dari lingkungan yang ada.
Konsep aliran sosiologi tentang pertumbuhan menganggap pertumbuhan itu adalah proses sosialisasi yaitu proses perubahan dari sifat mula-mula yang asosial atau juga sosial kemudian tahap demi tahap disosialisasikan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan:
Pendirian Nativistik. Menurut para ahli dari golongan ini
berpendapat bahwa pertumbuhan itu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor
yang dibawa sejak lahir
Pendirian Empiristik dan environmentalistik. Pendirian ini
berlawanan dengan pendapat nativistik, mereka menganggap bahwa pertumbuhan
individu semata-nmata tergantung pada lingkungan sedang dasar tidak berperan
sama sekali.
Pendirian konvergensi dan interaksionisme. Aliran ini
berpendapat bahwa interaksi antara dasar dan lingkungan dapat menentukan
pertumbuhan individu.
Tahap pertumbuhan individu berdasarkan psikologi
A.
Masa vital yaitu dari
usia 0.0 sampai kira-kira 2 tahun.
B.
Masa estetik dari umur
kira-kira 2 tahun sampai kira-kira 7 tahun
C.
Masa intelektual dari
kira-kria 7 tahun sampai kira-kira 13 tahun atau 14
D.
Masa sosial, kira-kira
umur 13 atau 14 tahun sampai kira-kira 20 – 21 tahun
·
KELUARGA
DAN FUNGSI DIDALAM KEHIDUPAN
Keluarga adalah unit/satuan masyarakat terkecil yang
sekaligus merupakan suatu kelompok kecil dalam masyarakat. Kelompok ini dalam
hubungannya dengan perkembangan individu sering dikenal dengan sebutan primary
group. Kelompok inilah yang melahrikan individu dengan berbgai macam bentuk kepribadiannya
dalam masyarakat.
Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .
Keluarga merupakan gejala universal yang terdapat dimana-mana di dunia ini. Sebagai gejala yang universal, keluarga mempunyai 4 karakteristik yang memberi kejelasan tentang konsep keluarga .
Keluarga terdiri dari orang-orang yang bersatu karena ikatan
perkawinan, darah atau adopsi. Yang mengiakt suami dan istri adalah perkawinan,
yang mempersatukan orang tua dan anak-anak adalah hubungan darah (umumnya) dan
kadang-karang adopsi.
para anggota suatu keluarga biasanya hidup bersama-sama
dalam satu rumah dan mereka membentuk sautu rumah tangga (household),
kadang-kadang satu rumah tangga itu hanya terdiri dari suami istri tanpa
anak-anak, atau dengan satu atau dua anak saja
Keluarga itu merupakan satu kesatuan orang-orang yang berinteraksi
dan saling berkomunikasi, yang memainkan peran suami dan istri, bapak dan ibu,
anak laki-laki dan anak perempuan
Keluarga itu mempertahankan suatu kebudayaan bersama yang
sebagian besar berasal dari kebudayaan umum yang lebih luas.
Dalam bentuknya yang paling dasar sebuah keluarga terdiri
atas seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan ditambah dengan anak-anak
mereka yang belum menikah, biasanya tinggal dalam satu rumah, dalam antropologi
disebut keluarga inti.. satu keluarga ini dapat juga terwujud menjadi keluarga
luas dengan adanya tambahan dari sejumlah orang lain, baik yang kerabat maupun
yang tidak sekerabat, yang secara bersama-sama hidup dalam satu rumah
tangga dengan keluarga inti. Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
tangga dengan keluarga inti. Emile Durkheim mengemukakan tentang sosiologi keluarga dalam karyanya : Introduction a la sosiologi de la famile (mayor Polak, 1979: 331). Bersumber dari karya ini muncul istilah : keluarga conjugal : yaitu keluarga dalam perkawinan monogamy, terdiri dari ayah, ibi, dan anak-anaknya. Keluarga conjugal sering juga disebut keluarga batih atau keluarga inti. Koentjaraningrat membedakan 3 macam keluarga luas berdasarkan bentuknya :
keluarga luas utrolokal, berdasarkan adapt utrolokal,
terdiri dari keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti anak
laki-laki maupun anak perempuan
keluarga luas viriolokal, berdasakan adapt viriolokal,
terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga inti dari
anak-anak lelaki
Keluarga luas uxorilokal, berdasarkan adapt uxorilokal,
terdiri dari satu keluarga inti senior dengan keluarga-keluarga batih/inti
anak-anak perempuan
Dalam keluarga sering kita jumpai adanya pekerjaan-pekerjaan
yang harus dilakukan. Suatu pekerjaan yagn harus dilakukan itu biasanya disebut
fungsi. Fungsi keluarga adalah suatu pekerjaan-pekerjaan yang harus dilaksanakn
didalam atau oleh keluarga itu. Macam-macam fungsi keluarga adalah
1. Fungsi biologis
1. Fungsi biologis
2. Fungsi Pemeliharaan
3. Fungsi Ekonomi
4. Fungsi Keagamaan
5. Fungsi Sosial
·
HUBUNGAN
INDIVIDU SEBAGAI MAHASISWA
Mahasiswa sebagai individu. Mahasiswa adalah
individu yang sedang melakukan serangkaian kegiatan dalam rangka menempuh
pendidikan di perguruan tinggi. Tugas pokok mahasiswa adalah untuk mendapatkan
keahlian/ketrampilan berdasarkan suatu/sejumlah ilmu tertentu. Kedua, Mahasiswa
sebagai suatu kelompok. Kelompok mahasiswa adalah bagian dari unsur masyarakat
sipil, yaitu suatu masyarakat yang melingkupi kehidupan sosial terorganisasi
yang terbuka, sukarela, lahir secara mandiri, otonom dari negara dan terikat pada
tatanan legal atau seperangkat nilai-nilai bersama. Karena itu ketika kita
berbicara tentang mahasiwa maka sebenarnya yang kita bicarakan adalah tentang
gerakan mahasiswa. Mahasiswa sebagai suatu gerakan adalah suatu kelompok
masyarakat yang memiliki karakter kritis, independen, dan obyektif.
Impelmentasi dari hal ini diwujudkan dalam karakter gerakannya. Gerakan
mahasiswa biasanya dilakoni oleh organisasi-organisasi kemahasiswaan di
tingkatan kampus maupun di luar kampus sebagai wujud dari peran mahasiswa
ditengah masyarakat. Gerakan mahasiswa memiliki prinsip sebagai gerakan moral
yaitu gerakan mahasiswa dibangun diatas nilai-nilai ketidakadilan atau
kesewenang-wenangan kekuasaan. Sebagai gerakan moral, mahasiswa melakukan
kontrol sosial terhadap pemerintah sebagai upaya artikulasi kepentingan
masyarakat atau sebagai penyambung lidah rakyat.
·
HUBUNGAN
INDIVIDU SEBAGAI MASYARAKAT
Manusia
sebagai individu selalu berada di tengah-tengah kelompok individu lain
yang
sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi. Proses dari individu untuk
menjadi
pribadi
tidak hanya didukung dan dihambat oleh dirinya, tetapi juga oleh kelompok
sekitarnya.
Dalam proses untuk menjadi pribadi, individu dituntut mampu menyesuaikan
diri
dengan
lingkungan dimana ia berada. Lingkungan tersebut meliputi lingkungan fisik dan
non
fisik
(psikis).Status adalah jenjang atau posisi seseorang dalam suatu kelompok, atau
dari satu
kelompok
dalam hubungannya dengan kelompok lain. Adapun peran diartikan sebagai
suatu
konsep
fungsional yang menjelaskan fungsi atau tugas seseorang. Dengan demikian
dapat
dikatakan
bahwa status dan peran merupakan dua hal yang saling berkaitan. Status
menunjuk
pada
siapa orangnya, sedangkan peran menunjukkan apa yang dilakukan oleh orang
itu.
Menurut
S. Bellen, ada beberapa jenis status dan peran sosial dalam masyarakat, yaitu:
1.
Peran yang diharapkan (expected roles) dan peran yang terlaksana dalam
kenyataan
(actual
roles)
2.
Peran yang terberi (ascribed roles) dan peran yang diperjuangkan (achieved roles)Pengembangan
Pendidikan IPS SD 5
3.
Peran kunci (key roles) dan peran tambahan (supplementary roles)
4.
Peran tinggi, peran menengah, dan peran rendah
URBANISASI
Urbanisasi | Apa itu urbanisasi? Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan
desa ke kota atau dan kota kecil ke kota besar. Orang yang melakukan urbanisasi
disebut urban.Timbulnya
perpindahan penduduk dan desa ke kota disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
pendorong dari desa dan
faktor penarik dari kota. Kota-kota
di Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar urbanisasi, yaitu
Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. Proses urbanibasi dapat
menyangkut dua aspek. yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi masyarakat kota
dan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah gejala sosial
yang masih terus berlangsung hingga saat ini.
Penyebab urbanisasi
1. Faktor
Pendorong dari Desa:
Faktor pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi
sebagai beriikut.
Terbatasnya kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.
Tanah pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau
mengalami kekeringan.
Kehidupan pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada
perkotaan.
Fasilitas kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.
Upah kerja di desa rendah.
Timbulnya bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau
panjang, dan wabah penyakit.
2. Faktor Penarik dari Kota
Faktor penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi
sebagai berikut.
Kesempatan kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
Upah kerja tinggi.
Tersedia beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas
pendidikan, kesehatan, transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.
Kota sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan,
dan teknologi.
Dampak positif
urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut.
Meningkatnya kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan
hasil pekerjaan di kota.
Mendorong pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui
kemajuan dikota.
Bagi desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi
jumlah penduduk.
Mengurangi jumlah pengangguran di pedesaan.
Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa sebagai berikut:
Desa kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
Perilaku yang tidak sesuai dengan norma setempat sering
ditularkan dan kehidupan kota.
Desa banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.
Dampak Urbanisasi
Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
Kota dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.
Semakin banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.
Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
Timbulnya pengangguran.
Munculnya tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
Meningkatnya kemacetan lalu lintas.
Meningkatnya kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah
sosial lainnya.
·
PROSES
TERJADINYA URBANISASI
1. Proses Urbanisasi merupakan Proses Ekonomi
Negara Sedang Berkembang- urbanisasi pada negara
berkembang dimulai sejak PD II, urbanisasi merupakan titik tolak terjadinya
industri (kebalikan dari negara industri maju)- penduduk kota meningkat cepat-
urbanisasi tidak terbagi rata, semakin besar kotanya, semakin cepat proses
urbanisasinya,adanya konsep “Primate City”
2. Proses Urbanisasi Bersifat Demografi
Dari uraian di atas, jelas bahwa sejak PD II, proses urbanisasi
di negara berkembang terjaditerlebih dulu dan kemudian menjadi titik tolak
terjadinya industrialisasi. Pada kenyataannnya,saat ini seperti yang terjadi di
Cibinong, urbanisasi terjadi setelah adanya industri (dibangunnyadaerah-daerah
industri baru). Selain itu pada daerah pinggiran Jakarta dibangun beberapa
daerahindustri yang berfungsi untuk mendukung kegiatan kota Jakarta, selain itu
juga terjadi peningkatan ekonomi wilayah pinggiran tersebut sehingga wilayah
tersebut berangsur-angsur menjadi kota. Oleh karena itu konsep bahwa urbanisasi
merupakan titik tolak terjadinya industrimenjadi kurang tepat karena
sesungguhnya keduanya saling mempengaruhi.Selain itu telahdisebutkan bahwa urbanisasi
adalah proses kenaikan proporsi jumlah penduduk kota, dalam bukuKota Indonesia
Masa Depan Masalah dan Prospek, oleh BN Marbun, disebutkan bahwa kenaikan
jumlah penduduk ini diantaranya disebabkan oleh: gejala alami, yaitu
kelahiran- masuknya orang-orang yang pindah dari daerah pedesaan ke perkotaan,
ataupun dari daerah perkotaan ke daerah perkotaan yang lebih besar atau yang
disebut migrasi (rural-urban, urban-urban).Kedua hal ini biasanya disebut
sebagai komponen urbanisasi. Dari kedua komponentersebut biasanya, pengaruh
perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan ataupun perpindahan daeri
perkotaan ke kota yang lebih besar akan mempunyai pengaruh yang lebih besar
dibandingkan dengan pengaruh jumlah kelahiran.Banyak orang berpendapat bahwa
alasan utama kepindahan seseorang atau sekelompok orang dari daerahnya ke
tempat lain adalah karena terdorong oleh faktor-faktor penarik daerahkota atau
daerah tersebut serta anggapan dari masyarakat desa bahwa kota dapat
memberikanlapangan/ kesempatan kerja dengan memberikan upah yang besar. Namun
dalam kenyataannyasebagian besar penyebab terjadinya migrasi ini adalah karena
tidak adanya pekerjaan yang sesuaidengan keahlian yang mereka miliki, sehingga
timbul kecenderungan untuk keluar dari desa ataudaerah mereka untuk pindah ke
kota.
souces:
www.pengertianahli.com
insanakademis.blogspot.com
lukmannulhakimm.blogspot.com
souces:
www.pengertianahli.com
insanakademis.blogspot.com
lukmannulhakimm.blogspot.com
Langganan:
Postingan (Atom)